Hati yang Suci adalah Tempat Perhatian Allah Swt
روی عن علی(علیهالسلام)قال: قُلوُبُ العِبَادِ الطّاهِرَةِ مَوَاضِعُ نَظَرِ اللهِ سُبحَانَهُ فَمَن طَهُرَ قَلبُهُ نَظَرَ إِلَيهِ.
Diriwayatkan Imam Ali as berkata: "Hati para hamba yang suci adalah tempat pandangan Allah Swt maka barang siapa yang menyucikan hatinya, Allah Swt memperhatikannya."
Ayatullah Mojtaba Tehrani menjelaskan hadis ini dalam mengatakan, "Hati yang suci adalah tujuan pandangan Allah Swt. Imam Ali dalam riwayat ini pertama menyebutkan hati yang suci kemudian menyebutkan pandangan Allah Swt yang merupakan manisfestasi dari sikap Allah pada hati yang bersih. Ketahuilah ini bahwa dalam bab hati disebutkan bahwa dimensi wujud manusia yang paling mulia adalah hati bukan akalnya. Bahkan banyak ayat al-Quran yang menyebutkan masalah ini. Pada apa malaikat Jibril turun dan memberikan wahyu al-Quran? Pada sisi mana dari diri Rasulullah, al-Quran itu diwahyukan? Apakah pada akal beliau? Tidak! Melainkan al-Quran itu diturunkan pada hatinya. AlQuran sendiri juga menegaskan hal ini, dan saya tidak ingin membahasnya sekarang. Wahyu diturunkan pada hati Rasulullah Saw bukan pada akal beliau."
"Allah Swt akan memandang (memperhatikan) hati hamba-Nya yang suci. Lantas seperti apa hati yang suci itu? Ketika tahap penciptaan, Allah menjadikan hati manusia sebagai wadah untuk menampung kecintaan kepada-Nya. Apapun yang ada di hati itu selain Allah Swt, akan membuat hati tersebut tidak suci lagi, dari berbagai kebiasaan buruk dan yang paling tercela adalah kecintaan pada dunia, karena dalam riwayat dari Rasulullah Saw disebutkan bahwa;
حُبُ الدُّنْيَا رَأْسُ كُلِّ خَطِيئَة»[1]
Cinta dunia adalah pangkal dari segala kekeliruan. Di setiap hati yang
di dalamnya ada kecintaan selain Allah Swt, maka hati itu tidak akan
menjadi perhatian Alalh Swt. Keterikatan pada urusan duniawi akan
membuat nilai dalam hati manusia yang menjadi dimensi paling mulia dan
merupakan tempat pandangan Allah Swt, akan pudar. Kemudian Imam Ali
menyebutkan barang siapa yang menyucikan hatinya, maka Allah akan
memperhatikan hati hamba itu. Setiap orang harus tahu bahwa keterikatan
pada urusan duniawi akan merusak masalah spiritualnya dan dia tidak akan
diperhatikan oleh Allah Swt."
غررالحکم ص67 روایت 906
[1] . بحار الأنوارج51، ص: 258
Terkini
-
Ketua Fraksi Hizbullah: Proyek Takfiri Sama dengan Proyek Zionis
-
Korea Utara Mengancam Lagi
-
Kementerian Luar Negeri Harus Kawal Protes Indonesia ke Inggris
-
Tehran Kritik Putusan “Ilegal” Pengadilan Kenya
-
Menlu Iran Tiba di Yordania
-
Mufti Al-Quds Peringatkan Aktivitas Yahudisasi Masjid al-Aqsha
-
Lebanon Desak DK-PBB untuk Kecam Pelanggaran Israel
-
Ternyata Israel Gunakan Peluru Uranium dalam Agresinya ke Suriah
-
Harapan "kecil" Guru Terpencil
-
Iran Bantah Laporan Media Barat terkait Klaim Israel
-
Iran akan Luncurkan Drone Petempur Baru
-
Menlu Indonesia Ucapkan Selamat Kepada Rakyat Malaysia
-
Hujr bin Adi: Di Masa Fitnah Muawiyah (Bagian Pertama)
-
Dunia Lisan: Menuduh Orang Berbuat Dosa dan Mengkafirkan Orang Mukmin
-
Kecaman Uni Eropa terhadap Israel hanya Basa basi
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking